with shohabati Uyunn Ojakk (sebelah kiri)
Total Tayangan Halaman
Minggu, 25 Maret 2012
♥ .:: Spesial Buat Ukhty Muslimah ::. ♥
Bismillahirrohmaanirrohiim..
Assalamu'alaykum warohmatullah wabarokatuh..
wahai ukhtyna fillah yang senantiasa di rahmati Allah Ta'ala.. saudariku,, Sungguh nikmat yang Besar, Allah telah menjadikan kita bersaudara di atas ikatan iman.. saudariku.. yang menghendaki kebaikan kepada satu sama lainnya.. yang tidak inginkan keburukan pada satu sama lainnya.. bersama rasa cinta ini.. aku membuat sedikit tulisan ini.. semoga Allah mendatangkan manfaat, menjadikan bekal untuk di dunia dan simpanan untuk di akhirat.. aamiin.. ^_^ si cantik adalah "dia" :
♥ Yang memiliki rambut sutra, rambut yang terlindung dari mata yang memandang kecuali suami tercinta :)
♥ Yang memiliki wajah cantik, wajah yang di basahi air mata keinsyafan :')
♥ Yang memiliki tangan yang halus, tangan yang selalu memberi dan menolong saudara yang seiman :)
♥ Yang memiliki kaki yang indah, yang digunakan untuk menyambut ketaatan dan mendatangi majlis ilmu :)
♥ Yang memiliki bibir manis yang senantiasa berdzikir.. "Dzikrullahu Ta'ala"
♥ Yang memiliki telinga yang baik, yang senantiasa mendengar nasehat kebaikan baginya :)
♥ "Dia" adalah perhiasan dunia, sebaik-baik perhiasaan dunia adalah wanita sholeha.. Ukhti fillah ku,, kalian adalah wanita sholeha.. wanita yang senantisa menutup aurat.. wanita yang senantisa menjaga pandangannya.. wanita yang selalu di jalan dakwah.. kalian adalah wanita tercantik di dunia ini.. dan kalian adalah bidadari syurga... keep istiqomah ukhtyna ku.. tafakur untuku.. untukmu.. untuk kita.. Hamasah.. salam ukhuwwah fillah senyum santun ^_^ aku mencintai kalian karena Allah saudariku,,,
.::Niza Az Zahroh::
"Berjilbab lah karena Allah. percantik dgn akhlaq"
Assalamu'alaykum warohmatullah wabarokatuh..
wahai ukhtyna fillah yang senantiasa di rahmati Allah Ta'ala.. saudariku,, Sungguh nikmat yang Besar, Allah telah menjadikan kita bersaudara di atas ikatan iman.. saudariku.. yang menghendaki kebaikan kepada satu sama lainnya.. yang tidak inginkan keburukan pada satu sama lainnya.. bersama rasa cinta ini.. aku membuat sedikit tulisan ini.. semoga Allah mendatangkan manfaat, menjadikan bekal untuk di dunia dan simpanan untuk di akhirat.. aamiin.. ^_^ si cantik adalah "dia" :
♥ Yang memiliki rambut sutra, rambut yang terlindung dari mata yang memandang kecuali suami tercinta :)
♥ Yang memiliki wajah cantik, wajah yang di basahi air mata keinsyafan :')
♥ Yang memiliki tangan yang halus, tangan yang selalu memberi dan menolong saudara yang seiman :)
♥ Yang memiliki kaki yang indah, yang digunakan untuk menyambut ketaatan dan mendatangi majlis ilmu :)
♥ Yang memiliki bibir manis yang senantiasa berdzikir.. "Dzikrullahu Ta'ala"
♥ Yang memiliki telinga yang baik, yang senantiasa mendengar nasehat kebaikan baginya :)
♥ "Dia" adalah perhiasan dunia, sebaik-baik perhiasaan dunia adalah wanita sholeha.. Ukhti fillah ku,, kalian adalah wanita sholeha.. wanita yang senantisa menutup aurat.. wanita yang senantisa menjaga pandangannya.. wanita yang selalu di jalan dakwah.. kalian adalah wanita tercantik di dunia ini.. dan kalian adalah bidadari syurga... keep istiqomah ukhtyna ku.. tafakur untuku.. untukmu.. untuk kita.. Hamasah.. salam ukhuwwah fillah senyum santun ^_^ aku mencintai kalian karena Allah saudariku,,,
.::Niza Az Zahroh::
"Berjilbab lah karena Allah. percantik dgn akhlaq"
Minggu, 18 Maret 2012
belenggu bernama jilbab
“Lho, yang penting kan menutup aurat mbak?”. Aku membela diri dari nasehat mbak Nayla.
“Mbak nggak menyalahkan kamu yang katamu sudah menutup aurat. Memang benar auratmu sudah tertutup, tapi aurat yang mana dulu yang tertutup, dik? Yang kamu tutup Cuma rambutmu saja, sedangkan auratmu yang lain kamu biarkan begitu saja.”
“Aurat yang mana lagi sih mbak, liat kan mbak, aku udah pakai celana, baju, kerudung,” jawabku sedikit emosi.
Aku melihat mbak Nayla tersenyum,”Memang benar kamu sudah pakai celana, baju, kerudung, tapi dengan baju dan celana kekecilan seperti itu apa bedanya kamu pakai baju atau nggak pakai baju. Istilahnya, pakai baju tapi telanjang. Iihh..serem lho, dik!”
“Iiihh…mbak Nayla, kok gitu sama aku. Terus aku harus gimana? Pakai baju kayak mbak yang serba kedodoran itu. Idih nggak mau ah, kayak ibu-ibu mau pengajian aja, kuno! Ribet amat ya jadi manusia.”
“Mendingan ribet sekarang, dik, daripada nanti kalau di akhirat?”
Aku langsung meninggalkan mbak Nayla dengan mengomel, namun aku pun menyadari bahwa apa yang dikatakan mbak Nayla tidak lah salah.
***
Sebagian muslimah memang ada yang tidak mengetahui syarat pakaian syari bagi muslimah yaitu menutup aurat, tidak ketat, tidak menerawang dan tidak menyerupai laki-laki. Mereka biasanya termakan trend yang sedang berlangsung seperti saat ini.
Namun ada juga muslimah yang sudah mengetahuinya, tapi enggan menggunakannya, justru muslimah seperti ini lah yang akhirnya memelintirkan arti dari kebaikan memakai jilbab. Alasan mereka enggan menggunakannya banyak, misal: “lebih baik kan, daripada nggak pake sama sekali?” atau “Sedikit-sedikit lah sambil memperbaiki hati dulu” atau “ah ribet pakai jilbab gede, nggak gaul”atau “nunggu hidayah”
Masyaallah…padahal mereka sudah mengetahui tentang kewajiban berjilbab, tapi sayangnya mereka menunda berjilbab dengan alasan-alasan yang bermacam-macam. Bukankah ketika seseorang beriman pada Rabbnya dan Rasul-Nya seharusnya pun dia beriman dengan perintah-perintah-Nya, bukan dengan menundanya sedemikan rupa karena takut jauh dengan kemilau dunia, bukan takut karena Allah Azza Wa Jalla.
Muslimah yang sudah mengetahui kewajiban berjilbab tapi belum juga tergugah untuk melaksanakannya bukankah sudah jauh dikuasai oleh nafsu syetan?
Mereka bilang menunggu hidayah, padahal mereka tahu hidayah tidak hanya ditunggu tapi harus dijemput. Apakah kita hanya akan menunggu hidayah itu muncul sedangkan maut semakin mendekat?
Mereka bilang masih banyak yang berjilbab tapi sifatnya nggak karuan, padahal mereka tahu bahwa mereka yang berjilbabpun masih bisa melakukan kesalahan. Bagaimana mungkin jilbab membuat mereka suci dari kesalahan, sedangkan jilbab mampu membawa kita menuju gerbang kesucian?
Mereka bilang menunggu hati dulu yang berjilbab, padahal mereka tahu hati tidak mungkin bisa dihijab. Bagaimana mungkin hati yang tak tampak dan yang tak ada dalam perintah-Nya harus ditutup dahulu sedangkan fisik yang tampak dan jelas-jelas kita mengetahui kewajibannya enggan untuk ditutupi?
Mereka bilang jilbab hanya sebagai belenggu kebebasan manusia, padahal mereka tahu bahwa jilbab adalah simbol rasa malu. Bagaimana mungkin jilbab menjadi sebuah belenggu sedangkan jilbab membawa pada kebaikan pemakainya? Sungguh saudariku, tak inginkah kau menjadi wanita yang teristimewa di dunia dan akhirat kelak? Wallahu a’lam bish shawwab.
~* Karena Berbagi itu Indah *~
Sumber: bukanmuslimahbiasa.com
“Mbak nggak menyalahkan kamu yang katamu sudah menutup aurat. Memang benar auratmu sudah tertutup, tapi aurat yang mana dulu yang tertutup, dik? Yang kamu tutup Cuma rambutmu saja, sedangkan auratmu yang lain kamu biarkan begitu saja.”
“Aurat yang mana lagi sih mbak, liat kan mbak, aku udah pakai celana, baju, kerudung,” jawabku sedikit emosi.
Aku melihat mbak Nayla tersenyum,”Memang benar kamu sudah pakai celana, baju, kerudung, tapi dengan baju dan celana kekecilan seperti itu apa bedanya kamu pakai baju atau nggak pakai baju. Istilahnya, pakai baju tapi telanjang. Iihh..serem lho, dik!”
“Iiihh…mbak Nayla, kok gitu sama aku. Terus aku harus gimana? Pakai baju kayak mbak yang serba kedodoran itu. Idih nggak mau ah, kayak ibu-ibu mau pengajian aja, kuno! Ribet amat ya jadi manusia.”
“Mendingan ribet sekarang, dik, daripada nanti kalau di akhirat?”
Aku langsung meninggalkan mbak Nayla dengan mengomel, namun aku pun menyadari bahwa apa yang dikatakan mbak Nayla tidak lah salah.
***
Sebagian muslimah memang ada yang tidak mengetahui syarat pakaian syari bagi muslimah yaitu menutup aurat, tidak ketat, tidak menerawang dan tidak menyerupai laki-laki. Mereka biasanya termakan trend yang sedang berlangsung seperti saat ini.
Namun ada juga muslimah yang sudah mengetahuinya, tapi enggan menggunakannya, justru muslimah seperti ini lah yang akhirnya memelintirkan arti dari kebaikan memakai jilbab. Alasan mereka enggan menggunakannya banyak, misal: “lebih baik kan, daripada nggak pake sama sekali?” atau “Sedikit-sedikit lah sambil memperbaiki hati dulu” atau “ah ribet pakai jilbab gede, nggak gaul”atau “nunggu hidayah”
Masyaallah…padahal mereka sudah mengetahui tentang kewajiban berjilbab, tapi sayangnya mereka menunda berjilbab dengan alasan-alasan yang bermacam-macam. Bukankah ketika seseorang beriman pada Rabbnya dan Rasul-Nya seharusnya pun dia beriman dengan perintah-perintah-Nya, bukan dengan menundanya sedemikan rupa karena takut jauh dengan kemilau dunia, bukan takut karena Allah Azza Wa Jalla.
Muslimah yang sudah mengetahui kewajiban berjilbab tapi belum juga tergugah untuk melaksanakannya bukankah sudah jauh dikuasai oleh nafsu syetan?
Mereka bilang menunggu hidayah, padahal mereka tahu hidayah tidak hanya ditunggu tapi harus dijemput. Apakah kita hanya akan menunggu hidayah itu muncul sedangkan maut semakin mendekat?
Mereka bilang masih banyak yang berjilbab tapi sifatnya nggak karuan, padahal mereka tahu bahwa mereka yang berjilbabpun masih bisa melakukan kesalahan. Bagaimana mungkin jilbab membuat mereka suci dari kesalahan, sedangkan jilbab mampu membawa kita menuju gerbang kesucian?
Mereka bilang menunggu hati dulu yang berjilbab, padahal mereka tahu hati tidak mungkin bisa dihijab. Bagaimana mungkin hati yang tak tampak dan yang tak ada dalam perintah-Nya harus ditutup dahulu sedangkan fisik yang tampak dan jelas-jelas kita mengetahui kewajibannya enggan untuk ditutupi?
Mereka bilang jilbab hanya sebagai belenggu kebebasan manusia, padahal mereka tahu bahwa jilbab adalah simbol rasa malu. Bagaimana mungkin jilbab menjadi sebuah belenggu sedangkan jilbab membawa pada kebaikan pemakainya? Sungguh saudariku, tak inginkah kau menjadi wanita yang teristimewa di dunia dan akhirat kelak? Wallahu a’lam bish shawwab.
~* Karena Berbagi itu Indah *~
Sumber: bukanmuslimahbiasa.com
~♥ Percayalah Jilbab akan Membuat Dirimu Terlihat Lebih Istimewa ♥~
Seorang lelaki non muslim bertanya kepada lelaki muslim..
Lelaki non muslim : "Kenapa wanita agama kamu menutup aurat?"
Lelaki muslim menjawab sambil tersenyum dan mengeluarkan 2 buah permen dari dalam sakunya, lalu salah satu dari permen tersebut di buka bungkusnya yang kemudian di lemparkan kedua permen itu ke atas lantai. Lalu lelaki muslim bertanya kepada lelaki non muslim : "Di antara kedua permen itu, mana yang akan kamu pilih?"
Lelaki non muslim menjawab : "Sudah tentu yang masih dalam bungkusan" Lelaki muslim berkata : "Begitulah kami melihat dan menghormati kaum wanita agar lebih terpelihara dan istimewa :)"
♥ ♥
Ukhti.., percayalah, kau akan terlihat lebih cantik dan terhormat dengan jilbab yang kau kenakan. Hilangkan keraguan di hatimu, tak usah dengarkan apa kata orang. Biarlah mereka menganggapmu sok alimlah, sok sucilah.., yang terpenting Allah ridho dengan pilihanmu. Yakinkan diri, kuatkan tekadmu, kenakan kerudungmu dan pakailah pakaian yang syar’I seperti yang telah Rasulullah ajarkan kepadamu, dan berjilbablah karena Allah.
Hidayah itu mahal ukhti, karena tidak semua orang mendapatkannya. Lihatlah di luar sana, masih banyak saudari-saudari kita yang dengan bangga mempertontonkan auratnya. Dan banyak di antara mereka yang menjadi korban laki-laki yang tidak bertanggung jawab, akibat pakaian seksi yang mereka kenakan. Tidakkah terselip malu di hatimu, ketika keindahan tubuhmu dinikmati oleh banyak orang?. Seperti halnya ketika kau membeli barang di toko, bukankah kau lebih senang memilih barang yang masih terbungkus rapi, bukan barang yang telah di jamah oleh banyak orang sehingga tampak lebih kucel?. Seperti itulah perbedaan wanita berjilbab dengan yang tidak berjilbab.
Ukhti.., tidakkah kau menyadari begitu sayangnya Allah kepadamu. Allah mewajibkanmu berjilbab bukan tanpa alasan. Itu karena engkau begitu istimewa. Dengan menutup aurat, Allah ingin agar engkau lebih terjaga. Tidakkah kau merasa risih ketika mata laki-laki memandangi tubuhmu, sehingga muncul nafsu di diri mereka? Tidakkah kau merasa bersalah terhadap suamimu kelak ketika kecantikan tubuhmu bisa dinikmati oleh semua orang?.Ukhti, sayangi dirimu, tutuplah auratmu dengan jilbab, biarlah cantikmu hanya untuk suamimu kelak. Jadilah engkau muslimah yang “mahal” karena jilbab dan hijab yang engkau kenakan. Sungguh tidak ada kerugian yang akan engkau dapat ketika engkau menutup auratmu, engkau akan lebih terjaga, engkau akan lebih terhormat, engkau akan terlihat istimewa, dan engkau akan semakin di sayangi Allah..
Ukhti, coba dengarkan suara hatimu, karena terkadang dia jauh lebih jujur dan lebih paham tentangmu. Memang hidup adalah sebuah pilihan, dan aku yakin kau pasti lebih tau yang terbaik untuk kehidupanmu. Jangan sampai kau terlambat menyadarinya, karena kitapun tidak tahu kapan ajal akan menjemput kita. Hilangkan keragu-raguan di dirimu, mantapkan hati untuk ber “hijrah”, mencari keridhoannya, jangan hanya menunggu hidayah tapi jemputlah hidayah itu. Dan engkau akan menyadari bahwa dirimu begitu istimewa.
Nitha Ayesha
~* Karena Berbagi itu Indah *~
Lelaki non muslim : "Kenapa wanita agama kamu menutup aurat?"
Lelaki muslim menjawab sambil tersenyum dan mengeluarkan 2 buah permen dari dalam sakunya, lalu salah satu dari permen tersebut di buka bungkusnya yang kemudian di lemparkan kedua permen itu ke atas lantai. Lalu lelaki muslim bertanya kepada lelaki non muslim : "Di antara kedua permen itu, mana yang akan kamu pilih?"
Lelaki non muslim menjawab : "Sudah tentu yang masih dalam bungkusan" Lelaki muslim berkata : "Begitulah kami melihat dan menghormati kaum wanita agar lebih terpelihara dan istimewa :)"
♥ ♥
Ukhti.., percayalah, kau akan terlihat lebih cantik dan terhormat dengan jilbab yang kau kenakan. Hilangkan keraguan di hatimu, tak usah dengarkan apa kata orang. Biarlah mereka menganggapmu sok alimlah, sok sucilah.., yang terpenting Allah ridho dengan pilihanmu. Yakinkan diri, kuatkan tekadmu, kenakan kerudungmu dan pakailah pakaian yang syar’I seperti yang telah Rasulullah ajarkan kepadamu, dan berjilbablah karena Allah.
Hidayah itu mahal ukhti, karena tidak semua orang mendapatkannya. Lihatlah di luar sana, masih banyak saudari-saudari kita yang dengan bangga mempertontonkan auratnya. Dan banyak di antara mereka yang menjadi korban laki-laki yang tidak bertanggung jawab, akibat pakaian seksi yang mereka kenakan. Tidakkah terselip malu di hatimu, ketika keindahan tubuhmu dinikmati oleh banyak orang?. Seperti halnya ketika kau membeli barang di toko, bukankah kau lebih senang memilih barang yang masih terbungkus rapi, bukan barang yang telah di jamah oleh banyak orang sehingga tampak lebih kucel?. Seperti itulah perbedaan wanita berjilbab dengan yang tidak berjilbab.
Ukhti.., tidakkah kau menyadari begitu sayangnya Allah kepadamu. Allah mewajibkanmu berjilbab bukan tanpa alasan. Itu karena engkau begitu istimewa. Dengan menutup aurat, Allah ingin agar engkau lebih terjaga. Tidakkah kau merasa risih ketika mata laki-laki memandangi tubuhmu, sehingga muncul nafsu di diri mereka? Tidakkah kau merasa bersalah terhadap suamimu kelak ketika kecantikan tubuhmu bisa dinikmati oleh semua orang?.Ukhti, sayangi dirimu, tutuplah auratmu dengan jilbab, biarlah cantikmu hanya untuk suamimu kelak. Jadilah engkau muslimah yang “mahal” karena jilbab dan hijab yang engkau kenakan. Sungguh tidak ada kerugian yang akan engkau dapat ketika engkau menutup auratmu, engkau akan lebih terjaga, engkau akan lebih terhormat, engkau akan terlihat istimewa, dan engkau akan semakin di sayangi Allah..
Ukhti, coba dengarkan suara hatimu, karena terkadang dia jauh lebih jujur dan lebih paham tentangmu. Memang hidup adalah sebuah pilihan, dan aku yakin kau pasti lebih tau yang terbaik untuk kehidupanmu. Jangan sampai kau terlambat menyadarinya, karena kitapun tidak tahu kapan ajal akan menjemput kita. Hilangkan keragu-raguan di dirimu, mantapkan hati untuk ber “hijrah”, mencari keridhoannya, jangan hanya menunggu hidayah tapi jemputlah hidayah itu. Dan engkau akan menyadari bahwa dirimu begitu istimewa.
Nitha Ayesha
~* Karena Berbagi itu Indah *~
yuk perbaiki ucapan salam kita
Ucapan ”Assalamu’alaikum”, السلام عليكم, merupakan anjuran agama, dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan umat beragama, dengan salam dapat menjalin persaudaraan dan kasih sayang, karena orang yang mengucapkan salam berarti mereka saling mendo’akan agar mereka mendapat keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ...“Kalian tak akan masuk surga sampai kalian beriman dan saling mencintai. Maukah aku tunjukkan satu amalan bila dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Yaitu, sebarkanlah salam di antara kalian.” [HR Muslim dari Abi Hurairah]
Saya seringkali menerima sms atau e-mail dari beberapa kawan dan juga beberapa ustadz yang mengawali salamnya dengan singkatan. Singkatannya pun macam-macam. Ada yang singkat seperti “Asw” atau “Aslm”. Ada yang sedikit lebih panjang seperti ; “Ass Wr Wb” atau “Aslmwrwb” . Namun yang sering saya dapatkan, adalah singkatan “Ass”. Singkatan terakhir ini paling umum dan paling sering digunakan. Bagi saya, ini adalah singkatan yang tidak enak untuk dibaca, terlebih kalau mengerti artinya.
Marilah kita simak singkatan ini. Dalam kamus linguistik yang saya punya, arti dari kata Ass yang berasal dari bahasa Inggris itu adalah sebagai berikut; “Ass” berarti: Pertama, kb. (animal) yang artinya keledai. Kedua, orang yang bodoh. Don’t be a silly (Janganlah sebodoh itu). Dan ketiga, Vlug (pantat). Padahal seperti kita ketahui ucapan Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh adalah sebuah ucapan salam sekaligus doa yang kita tujukan kepada orang lain. Ucapan salam dalam Islam sesungguhnya merupakan do’a seorang Muslim terhadap saudara Muslim yang lain. Maka, apabila kita mengucap salam dengan hanya menuliskan “Ass”, secara tidak sadar mungkin kita malah mendoakan hal yang buruk terhadap saudara kita.
Kita paham, mungkin banyak orang diantara kita cukup sibuk dan ingin cepat buru-buru menulis pesan. Barangkali, singkatan itu bisa mempercepat pekerjaan. Karena itu, penulis menyarankan, jika memang keadaan sedang tidak memungkinkan untuk menulis salam lewat SMS dengan kalimat lengkap karena sedang menyetir di jalan, misalnya, solusinya cukup mudah adalah menulis pesan to the point saja. Tulislah “met pagi, met siang, met malam dan seterusnya. Ini masih lebih baik dibandingkan kita harus memaksakan diri menggunakan singkatan dari doa keselamatan Assalamu’alaikum menjadi “Ass” (pantat).
Jangan sampai awalnya kita ingin menyampaikan doa keselamatan yang terjadi justeru sebaliknya, mendoakan keburukan. Kalau boleh saya mengistilahkah, niat baik ingin berdoa, jadinya malah ucapan kotor.
Ucapan salam adalah ucapan penghormatan dan doa. Apabila kita dihormati dengan suatu penghormatan maka seharusnya kita membalas dengan sebuah penghormatan pula yang lebih baik, atau minimal, balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan. Hanya saja, kalau kita mengganti ucapan kalimat salam arti awalnya sangat mulia, maka, yang terjadi adalah sebaliknya, salah dan bisa-bisa menjadi umpatan kotor.
Karena itu, jika tidak berhati-hati, mengganggati ucapan Assalamu’alaikum (Semoga sejahtera atasmu) dengan menyingkatnya menjadi “Ass” (pantat), ini mirip dengan mengganti doa yang baik dengan mengganti dengan bahasa jalanan orang Jakarta, yang artinya kira-kira, berubah arti menjadi (maaf) “Pantat Lu!”
Singkatan ala Rasulullah
Meski nampak sederhana, ucapan salam sudah diatur oleh agama kita (Islam). Ucapan Assalamu alaikum السلام عليكم dalam Bahasa Arab, digunakan oleh kaum Muslim. Salam ini adalah Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, intinya untuk merekatkan ukhuwah Islamiyah umat Muslim di seluruh dunia. Mengucapkan salam, hukumnya adalah sunnah. Sedangkan bagi yang mendengarnya, wajib untuk menjawabnya. Itulah agama kita.
Sebelum Islam datang, orang Arab terbiasa menggunakan ungkapan-ungkapan salam yang lain, seperti Hayakallah. Artinya semoga Allah menjagamu tetap hidup. Namun ketika Islam datang, ucapan itu diganti menjadi Assalamu ‘alaikum. Artinya, semoga kamu terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa.
Ibnu Al-Arabi didalam kitabnya Al-Ahkamul Qur’an mengatakan, bahwa salam adalah salah satu ciri-ciri Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan berarti “Semoga Allah menjadi Pelindungmu”.
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasul bersabda, “Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu maujika aku tunjukkanpada satu perkara jika kamu kerjakan perkara itu maka kamu akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kamu!” (HR. Muslim)
Abu Umammah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: ”Orang yang lebih dekat kepada Allah Ta’ala adalah yang lebih dahulu memberi Salam.” (Musnad Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan Bahwa Rasulullah bersabda, “Salam adalah salah satu Asma Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah Allah turunkan ke bumi, maka tebarkanlah salam. Ketika seseorang memberi salam kepada yang lain, derajatnya ditinggikan dihadapan Allah. Jika jama’ah suatu majlis tidak menjawab ucapan salamnya maka makhluk yang lebih baik dari merekalah (yakni para malaikat) yang menjawab ucapan salam.” (Musnad Al Bazar, Al Mu’jam Al Kabir oleh At Tabrani)
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang kikir yang sebenar-benarnya kikir ialah orang yang kikir dalam menyebarkan Salam.” Allah berfirman didalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 86. Demikianlah Allah memerintahkan agar seseorang membalas dengan ucapan yang setara atau yang lebih baik.
Bedanya agama kita dengan agama lain, setiap Muslim ketika mengucapkan salam kepada saudaranya, dia akan diganjar dengan kebaikan (pahala). Dalam kaidah singkat menyingkat pun sudah diatur oleh Allah dan diajarkan kepada Rasulullah. Dalam suatu pertemuan bersama Rasulullah, seorang sahabat datang dan melewati beliau sambil mengucapkan, “Assalamu ‘alaikum”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda, “Orang ini mendapat 10 pahala kebaikan,” ujar beliau.
Tak lama kemudian datang lagi sahabat lain. Ia pun mengucapkan, “Assalamu‘alaikum Warahmatullah.” Kata Rasulullah, “Orang ini mendapat 20 pahala kebaikan.” Kemudian lewat lagi seorang sahabat lain sambil mengucapkan, “Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barokatuh.” Rasulullah pun bersabda, “Ia mendapat 30 pahala kebaikan.” [HR. Ibnu Hibban dari Abi Hurairah].
Nah dari tiga singkatan itu silahkanAnda pilih yang mana yang Anda inginkan tanpa harus menyingkatnya sendiri yang justru bisa menghilangkan nilai pahalanya. Tentu saja, jangan Anda lupakan, tiga singkatan itu sudah rumus dari Nabi yang dipilihkan untuk kita.
Satu hal lagi yang perlu diingat adalah ketika kita menuliskan kata Assalamu’alaikum, perlu diperhatikan agar jangan sampai huruf L nya tertinggal sehingga menjadi Assaamu’alaikum.
Karena apa ? Diriwayatkan bahwa dahulu ada seorang Yahudi yang memberi salam kepada Nabi dengan ucapan “Assaamu ‘alaika ya Muhammad” (Semoga kematian dilimpahkan kepadamu).
Dan kata assaamu ini artinya kematian. Kata ini adalah plesetan dari “Assalaamu ‘alaikum”. Maka nabi berkata, “Kalau orang kafir mengatakan padamu assaamu ‘alaikum, maka jawablah dengan wa ‘alaikum (Dan semoga atas kalian pula).” [HR. Bukhari]
Tulisan ini, mungkin nampak sederhana. Meski sederhana, dampaknya cukup besar. Boleh jadi, kita belum pernah membayangkannya selama ini. Nah, setelah ini, sebaiknya alangkah lebih baik jika memulai kembali menyempurnakan salam kepada saudara kita. Tapi andaikata memang kondisi tak memungkinkan, sebaiknya, pilihlah singkatan yang sudah dipilihkan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tadi. Mungkin Anda agak capek sedikit tidak apa-apa, sementara sedikit capek, 30 pahala kebaikan telah kita kantongi.
~* Karena Berbagi itu Indah *~
Sumber: www.hidayatullah.com
Saya seringkali menerima sms atau e-mail dari beberapa kawan dan juga beberapa ustadz yang mengawali salamnya dengan singkatan. Singkatannya pun macam-macam. Ada yang singkat seperti “Asw” atau “Aslm”. Ada yang sedikit lebih panjang seperti ; “Ass Wr Wb” atau “Aslmwrwb” . Namun yang sering saya dapatkan, adalah singkatan “Ass”. Singkatan terakhir ini paling umum dan paling sering digunakan. Bagi saya, ini adalah singkatan yang tidak enak untuk dibaca, terlebih kalau mengerti artinya.
Marilah kita simak singkatan ini. Dalam kamus linguistik yang saya punya, arti dari kata Ass yang berasal dari bahasa Inggris itu adalah sebagai berikut; “Ass” berarti: Pertama, kb. (animal) yang artinya keledai. Kedua, orang yang bodoh. Don’t be a silly (Janganlah sebodoh itu). Dan ketiga, Vlug (pantat). Padahal seperti kita ketahui ucapan Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh adalah sebuah ucapan salam sekaligus doa yang kita tujukan kepada orang lain. Ucapan salam dalam Islam sesungguhnya merupakan do’a seorang Muslim terhadap saudara Muslim yang lain. Maka, apabila kita mengucap salam dengan hanya menuliskan “Ass”, secara tidak sadar mungkin kita malah mendoakan hal yang buruk terhadap saudara kita.
Kita paham, mungkin banyak orang diantara kita cukup sibuk dan ingin cepat buru-buru menulis pesan. Barangkali, singkatan itu bisa mempercepat pekerjaan. Karena itu, penulis menyarankan, jika memang keadaan sedang tidak memungkinkan untuk menulis salam lewat SMS dengan kalimat lengkap karena sedang menyetir di jalan, misalnya, solusinya cukup mudah adalah menulis pesan to the point saja. Tulislah “met pagi, met siang, met malam dan seterusnya. Ini masih lebih baik dibandingkan kita harus memaksakan diri menggunakan singkatan dari doa keselamatan Assalamu’alaikum menjadi “Ass” (pantat).
Jangan sampai awalnya kita ingin menyampaikan doa keselamatan yang terjadi justeru sebaliknya, mendoakan keburukan. Kalau boleh saya mengistilahkah, niat baik ingin berdoa, jadinya malah ucapan kotor.
Ucapan salam adalah ucapan penghormatan dan doa. Apabila kita dihormati dengan suatu penghormatan maka seharusnya kita membalas dengan sebuah penghormatan pula yang lebih baik, atau minimal, balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan. Hanya saja, kalau kita mengganti ucapan kalimat salam arti awalnya sangat mulia, maka, yang terjadi adalah sebaliknya, salah dan bisa-bisa menjadi umpatan kotor.
Karena itu, jika tidak berhati-hati, mengganggati ucapan Assalamu’alaikum (Semoga sejahtera atasmu) dengan menyingkatnya menjadi “Ass” (pantat), ini mirip dengan mengganti doa yang baik dengan mengganti dengan bahasa jalanan orang Jakarta, yang artinya kira-kira, berubah arti menjadi (maaf) “Pantat Lu!”
Singkatan ala Rasulullah
Meski nampak sederhana, ucapan salam sudah diatur oleh agama kita (Islam). Ucapan Assalamu alaikum السلام عليكم dalam Bahasa Arab, digunakan oleh kaum Muslim. Salam ini adalah Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, intinya untuk merekatkan ukhuwah Islamiyah umat Muslim di seluruh dunia. Mengucapkan salam, hukumnya adalah sunnah. Sedangkan bagi yang mendengarnya, wajib untuk menjawabnya. Itulah agama kita.
Sebelum Islam datang, orang Arab terbiasa menggunakan ungkapan-ungkapan salam yang lain, seperti Hayakallah. Artinya semoga Allah menjagamu tetap hidup. Namun ketika Islam datang, ucapan itu diganti menjadi Assalamu ‘alaikum. Artinya, semoga kamu terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa.
Ibnu Al-Arabi didalam kitabnya Al-Ahkamul Qur’an mengatakan, bahwa salam adalah salah satu ciri-ciri Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan berarti “Semoga Allah menjadi Pelindungmu”.
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasul bersabda, “Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu maujika aku tunjukkanpada satu perkara jika kamu kerjakan perkara itu maka kamu akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kamu!” (HR. Muslim)
Abu Umammah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: ”Orang yang lebih dekat kepada Allah Ta’ala adalah yang lebih dahulu memberi Salam.” (Musnad Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan Bahwa Rasulullah bersabda, “Salam adalah salah satu Asma Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah Allah turunkan ke bumi, maka tebarkanlah salam. Ketika seseorang memberi salam kepada yang lain, derajatnya ditinggikan dihadapan Allah. Jika jama’ah suatu majlis tidak menjawab ucapan salamnya maka makhluk yang lebih baik dari merekalah (yakni para malaikat) yang menjawab ucapan salam.” (Musnad Al Bazar, Al Mu’jam Al Kabir oleh At Tabrani)
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang kikir yang sebenar-benarnya kikir ialah orang yang kikir dalam menyebarkan Salam.” Allah berfirman didalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 86. Demikianlah Allah memerintahkan agar seseorang membalas dengan ucapan yang setara atau yang lebih baik.
Bedanya agama kita dengan agama lain, setiap Muslim ketika mengucapkan salam kepada saudaranya, dia akan diganjar dengan kebaikan (pahala). Dalam kaidah singkat menyingkat pun sudah diatur oleh Allah dan diajarkan kepada Rasulullah. Dalam suatu pertemuan bersama Rasulullah, seorang sahabat datang dan melewati beliau sambil mengucapkan, “Assalamu ‘alaikum”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda, “Orang ini mendapat 10 pahala kebaikan,” ujar beliau.
Tak lama kemudian datang lagi sahabat lain. Ia pun mengucapkan, “Assalamu‘alaikum Warahmatullah.” Kata Rasulullah, “Orang ini mendapat 20 pahala kebaikan.” Kemudian lewat lagi seorang sahabat lain sambil mengucapkan, “Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barokatuh.” Rasulullah pun bersabda, “Ia mendapat 30 pahala kebaikan.” [HR. Ibnu Hibban dari Abi Hurairah].
Nah dari tiga singkatan itu silahkanAnda pilih yang mana yang Anda inginkan tanpa harus menyingkatnya sendiri yang justru bisa menghilangkan nilai pahalanya. Tentu saja, jangan Anda lupakan, tiga singkatan itu sudah rumus dari Nabi yang dipilihkan untuk kita.
Satu hal lagi yang perlu diingat adalah ketika kita menuliskan kata Assalamu’alaikum, perlu diperhatikan agar jangan sampai huruf L nya tertinggal sehingga menjadi Assaamu’alaikum.
Karena apa ? Diriwayatkan bahwa dahulu ada seorang Yahudi yang memberi salam kepada Nabi dengan ucapan “Assaamu ‘alaika ya Muhammad” (Semoga kematian dilimpahkan kepadamu).
Dan kata assaamu ini artinya kematian. Kata ini adalah plesetan dari “Assalaamu ‘alaikum”. Maka nabi berkata, “Kalau orang kafir mengatakan padamu assaamu ‘alaikum, maka jawablah dengan wa ‘alaikum (Dan semoga atas kalian pula).” [HR. Bukhari]
Tulisan ini, mungkin nampak sederhana. Meski sederhana, dampaknya cukup besar. Boleh jadi, kita belum pernah membayangkannya selama ini. Nah, setelah ini, sebaiknya alangkah lebih baik jika memulai kembali menyempurnakan salam kepada saudara kita. Tapi andaikata memang kondisi tak memungkinkan, sebaiknya, pilihlah singkatan yang sudah dipilihkan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tadi. Mungkin Anda agak capek sedikit tidak apa-apa, sementara sedikit capek, 30 pahala kebaikan telah kita kantongi.
~* Karena Berbagi itu Indah *~
Sumber: www.hidayatullah.com
Menjadi Wanita adalah Amanah
Wanita itu ibarat buku. Jika ia tersampul dengan jilbab, maka itu adalah ikhtiar untuk menjaga akhlaknya. Terlebih jika jilbab itu tidak hanya sekedar untuk menutupi tubuhnya, akan tapi juga menjilbabkan hati. Dan jika ia tak bersampul, maka ia akan terlihat lebih kusam, ternoda oleh coretan, sobek, karena dia tidak bisa menjaga dirinya, itu karena dia membiarkan auratnya terlihat oleh laki-laki bukan mahramnya.
Menjadi wanita adalah amanah. Bukan amanah yang sementara. Tapi amanah sepanjang usia ini ada. Dan sudah seharusnya kita menjaga amanah ini, dengan membentengi diri kita iman dan ilmu. Senantiasa belajar dan berusaha untuk selalu memperbaiki diri. Karena memang menjadi wanita baik itu tidak mudah. Butuh iman dan ilmu kehidupan yang seiring dengan pengalaman. Lihatlah di luar sana, masih banyak wanita yang dengan bangganya mengobral kehormatan dan kecantikannya, memperlihatkan auratnya kepada non mahram, bahkan ada diantara mereka yang sampai terenggut kehormatannya dikarenakan tidak bisa menjaga dirinya. Astaghfirullah, susahnya menjadi wanita.
Benar. Menjadi wanita adalah pilihan. Bukan aku yang memilihnya, tapi Kau yang memilihkannya untukku. Aku tahu, Allah penggenggam segala ilmu. Sebelum Ia ciptakan aku, Ia pasti punya pertimbangan khusus, hingga akhirnya saat kulahir kedunia, Ia menjadikan diriku seorang wanita. Aku sadar, tidak main-main Allah mengamanahkan ini kepadaku. Karena kutahu, wanita adalah makhluk yang luar biasa. Yang dari rahimnya bisa terlahir manusia semulia Rasulullah atau manusia sehina Fir’aun. Dan seperti apa diri kita kelak sangat di pengaruhi oleh bagaimana cara kita bersikap, dan menjaga izzah dan iffah kita.
Ukhti, bersyukurlah karena engkau di karunia wajah yang cantik dan tubuh yang sempurna. Dan sudah seharusnya engkau menjaga amanah tersebut dengan sebaik-baiknya. Bukan dengan memamerkan aurat kepada laki-laki bukan mahram, sehingga membuat mereka tergoda dan memuja kecantikanmu. Tapi jagalah amanah tersebut dengan menjaga dirimu dari hal-hal yang Allah murkai, karena cantik yang sesungguhnya adalah ketika engkau bisa menjaga dirimu dan kehormatanmu. Bukan dengan berlomba-lomba mempercantik tubuh sehingga tidak mengindahkan batasan-batasan yang telah Allah berikan kepadamu.
Sungguh rasanya malu diri ini, ketika aku tidak bisa menjaga amanah yang telah Allah berikan kepadaku. Aku malu menjadi wanita, kalau faktanya wanita itu gampang diiming-iminggi harta dengan mengorbankan harga dirinya. Aku malu menjadi wanita kalau ternyata wanita itu sebagai sumber maksiat, memikat, hingga mengajak pada jalan sesat. Aku malu menjadi wanita kalau ternyata dari pandangan dan suara wanita yang tak terjaga sanggup memunculkan syahwat. Aku malu menjadi wanita kalau ternyata tindak tandukku tidak berkenan di hati sahabat-sahabatku . Aku malu menjadi wanita kalau ternyata wanita tak sanggup jadi ibu yang bijak bagi anaknya dan separuh hati mendampingi perjuangan suaminya. Aku malu menjadi wanita yang tidak sesuai dengan fitrahnya. Ya, Aku malu jika sekarang aku belum menjadi sosok wanita yang seperti Allah harapkan. Aku malu, karena itu pertanda aku belum amanah terhadap titipan Allah ini.
~* Karena Berbagi itu Indah *~
Nitha Ayesha
Menjadi wanita adalah amanah. Bukan amanah yang sementara. Tapi amanah sepanjang usia ini ada. Dan sudah seharusnya kita menjaga amanah ini, dengan membentengi diri kita iman dan ilmu. Senantiasa belajar dan berusaha untuk selalu memperbaiki diri. Karena memang menjadi wanita baik itu tidak mudah. Butuh iman dan ilmu kehidupan yang seiring dengan pengalaman. Lihatlah di luar sana, masih banyak wanita yang dengan bangganya mengobral kehormatan dan kecantikannya, memperlihatkan auratnya kepada non mahram, bahkan ada diantara mereka yang sampai terenggut kehormatannya dikarenakan tidak bisa menjaga dirinya. Astaghfirullah, susahnya menjadi wanita.
Benar. Menjadi wanita adalah pilihan. Bukan aku yang memilihnya, tapi Kau yang memilihkannya untukku. Aku tahu, Allah penggenggam segala ilmu. Sebelum Ia ciptakan aku, Ia pasti punya pertimbangan khusus, hingga akhirnya saat kulahir kedunia, Ia menjadikan diriku seorang wanita. Aku sadar, tidak main-main Allah mengamanahkan ini kepadaku. Karena kutahu, wanita adalah makhluk yang luar biasa. Yang dari rahimnya bisa terlahir manusia semulia Rasulullah atau manusia sehina Fir’aun. Dan seperti apa diri kita kelak sangat di pengaruhi oleh bagaimana cara kita bersikap, dan menjaga izzah dan iffah kita.
Ukhti, bersyukurlah karena engkau di karunia wajah yang cantik dan tubuh yang sempurna. Dan sudah seharusnya engkau menjaga amanah tersebut dengan sebaik-baiknya. Bukan dengan memamerkan aurat kepada laki-laki bukan mahram, sehingga membuat mereka tergoda dan memuja kecantikanmu. Tapi jagalah amanah tersebut dengan menjaga dirimu dari hal-hal yang Allah murkai, karena cantik yang sesungguhnya adalah ketika engkau bisa menjaga dirimu dan kehormatanmu. Bukan dengan berlomba-lomba mempercantik tubuh sehingga tidak mengindahkan batasan-batasan yang telah Allah berikan kepadamu.
Sungguh rasanya malu diri ini, ketika aku tidak bisa menjaga amanah yang telah Allah berikan kepadaku. Aku malu menjadi wanita, kalau faktanya wanita itu gampang diiming-iminggi harta dengan mengorbankan harga dirinya. Aku malu menjadi wanita kalau ternyata wanita itu sebagai sumber maksiat, memikat, hingga mengajak pada jalan sesat. Aku malu menjadi wanita kalau ternyata dari pandangan dan suara wanita yang tak terjaga sanggup memunculkan syahwat. Aku malu menjadi wanita kalau ternyata tindak tandukku tidak berkenan di hati sahabat-sahabatku . Aku malu menjadi wanita kalau ternyata wanita tak sanggup jadi ibu yang bijak bagi anaknya dan separuh hati mendampingi perjuangan suaminya. Aku malu menjadi wanita yang tidak sesuai dengan fitrahnya. Ya, Aku malu jika sekarang aku belum menjadi sosok wanita yang seperti Allah harapkan. Aku malu, karena itu pertanda aku belum amanah terhadap titipan Allah ini.
~* Karena Berbagi itu Indah *~
Nitha Ayesha
Sabtu, 17 Maret 2012
JILBAB = Syar'I or Trendy…??? (2)
8 Hal Keutamaan Dalam Berjilbab/ Berhijab
Allah SWT juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab, sebagaimana firman-Nya (yang artinya):
“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. an-Nur: 31)
1.Hijab Itu Adalah Ketaatan Kepada Allah Dan Rasul
Allah SWT telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan firman Allah SWT (yang artinya): “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (QS. al-Ahzab: 36)
Allah SWT juga memerintahkan kaum wanita untuk ber-hijab sebagaimana firman-Nya (yang artinya): “Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya’.” (QS. an-Nur: 31)
Allah SWT berfirman (yang artinya): “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.” (QS. al-Ahzab: 33)
Allah SWT berfirman (yang artinya): “Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (QS. al-Ahzab: 53)
Allah SWT berfirman (yang artinya): “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’.” (QS. al-Ahzab: 59)
Rasulullah SAW bersabda: “Wanita itu aurat” maksudnya adalah bahwa ia harus menutupi tubuhnya.
2.Hijab Itu ‘Iffah (Kemuliaan)
Allah SWT menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda ‘Iffah (menahan diri dari maksiat). Allah SWT berfirman (yang artinya): “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu’.” (QS. al-Ahzab: 59)
Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk menghindari dan menahan diri dari perbuatan jelek (dosa), “karena itu mereka tidak diganggu”. Maka orang-orang fasik tidak akan mengganggu mereka. Dan pada firman Allah “karena itu mereka tidak diganggu” sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh wanita adalah suatu bentuk gangguan berupa fitnah dan kejahatan bagi mereka.
3.Hijab Itu Kesucian
Allah SWT berfirman (yang artinya): “Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (QS. al-Ahzab: 53)
Allah SWT menyifati hijab sebagai kesucian bagi hati orang-orang mu’min, laki-laki maupun perempuan. Karena mata bila tidak melihat maka hatipun tidak berhasrat. Pada saat seperti ini, maka hati yang tidak melihat akan lebih suci. Ketiadaan fitnah pada saat itu lebih nampak, karena hijab itu menghancurkan keinginan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, Allah SWT berfirman (yang artinya): “Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (QS. al-Ahzab: 32)
4.Hijab Itu Pelindung
Rasulullah SAW bersabda (yang artinya): “Sesungguhnya Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai rasa malu dan perlindungan”
Sabda beliau yang lain (yang artinya): “Siapa saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya di selain rumahnya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengoyak perlindungan rumah itu dari padanya.”
Jadi balasannya setimpal dengan perbuatannya.
5.Hijab Itu Taqwa
Allah SWT berfirman (yang artinya): “Hai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik.” (QS. al-A’raaf: 26)
6.Hijab Itu Iman
Allah SWT tidak berfirman kecuali kepada wanita-wanita beriman (yang artinya):“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman.” (QS. an-Nur: 31)
Allah SWT juga berfirman (yang artinya): “Dan istri-istri orang beriman.” (QS. al-Ahzab: 59)
Dan ketika wanita-wanita dari Bani Tamim menemui Ummul Mu’minin, Aisyah radhiyallahu anha dengan pakaian tipis, beliau berkata: “Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.”
7.Hijab Itu Haya’ (Rasa Malu)
Rasulullah SAW bersabda (yang artinya): “Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.”
Sabda beliau yang lain (yang artinya): “Malu itu adalah bagian dari iman dan iman itu di surga.”
Sabda Rasul yang lain (yang artinya): “Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat.”
8.Hijab Itu Perasaan Cemburu
Hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan fitrah seorang laki-laki sempurna yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada masa Jahiliyah dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan untuk menjaga kehormatannya. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: “Telah sampai kepadaku bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang ‘ajam (non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu? Sesungguhnya tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu.”
Beberapa Syarat Hijab Yang Harus Terpenuhi:
Allah SWT juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab, sebagaimana firman-Nya (yang artinya):
“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. an-Nur: 31)
1.Hijab Itu Adalah Ketaatan Kepada Allah Dan Rasul
Allah SWT telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan firman Allah SWT (yang artinya): “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (QS. al-Ahzab: 36)
Allah SWT juga memerintahkan kaum wanita untuk ber-hijab sebagaimana firman-Nya (yang artinya): “Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya’.” (QS. an-Nur: 31)
Allah SWT berfirman (yang artinya): “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.” (QS. al-Ahzab: 33)
Allah SWT berfirman (yang artinya): “Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (QS. al-Ahzab: 53)
Allah SWT berfirman (yang artinya): “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’.” (QS. al-Ahzab: 59)
Rasulullah SAW bersabda: “Wanita itu aurat” maksudnya adalah bahwa ia harus menutupi tubuhnya.
2.Hijab Itu ‘Iffah (Kemuliaan)
Allah SWT menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda ‘Iffah (menahan diri dari maksiat). Allah SWT berfirman (yang artinya): “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu’.” (QS. al-Ahzab: 59)
Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk menghindari dan menahan diri dari perbuatan jelek (dosa), “karena itu mereka tidak diganggu”. Maka orang-orang fasik tidak akan mengganggu mereka. Dan pada firman Allah “karena itu mereka tidak diganggu” sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh wanita adalah suatu bentuk gangguan berupa fitnah dan kejahatan bagi mereka.
3.Hijab Itu Kesucian
Allah SWT berfirman (yang artinya): “Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (QS. al-Ahzab: 53)
Allah SWT menyifati hijab sebagai kesucian bagi hati orang-orang mu’min, laki-laki maupun perempuan. Karena mata bila tidak melihat maka hatipun tidak berhasrat. Pada saat seperti ini, maka hati yang tidak melihat akan lebih suci. Ketiadaan fitnah pada saat itu lebih nampak, karena hijab itu menghancurkan keinginan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, Allah SWT berfirman (yang artinya): “Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (QS. al-Ahzab: 32)
4.Hijab Itu Pelindung
Rasulullah SAW bersabda (yang artinya): “Sesungguhnya Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai rasa malu dan perlindungan”
Sabda beliau yang lain (yang artinya): “Siapa saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya di selain rumahnya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengoyak perlindungan rumah itu dari padanya.”
Jadi balasannya setimpal dengan perbuatannya.
5.Hijab Itu Taqwa
Allah SWT berfirman (yang artinya): “Hai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik.” (QS. al-A’raaf: 26)
6.Hijab Itu Iman
Allah SWT tidak berfirman kecuali kepada wanita-wanita beriman (yang artinya):“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman.” (QS. an-Nur: 31)
Allah SWT juga berfirman (yang artinya): “Dan istri-istri orang beriman.” (QS. al-Ahzab: 59)
Dan ketika wanita-wanita dari Bani Tamim menemui Ummul Mu’minin, Aisyah radhiyallahu anha dengan pakaian tipis, beliau berkata: “Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.”
7.Hijab Itu Haya’ (Rasa Malu)
Rasulullah SAW bersabda (yang artinya): “Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.”
Sabda beliau yang lain (yang artinya): “Malu itu adalah bagian dari iman dan iman itu di surga.”
Sabda Rasul yang lain (yang artinya): “Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat.”
8.Hijab Itu Perasaan Cemburu
Hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan fitrah seorang laki-laki sempurna yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada masa Jahiliyah dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan untuk menjaga kehormatannya. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: “Telah sampai kepadaku bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang ‘ajam (non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu? Sesungguhnya tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu.”
Beberapa Syarat Hijab Yang Harus Terpenuhi:
- Menutupi seluruh anggota tubuh wanita (selain wajah dan telapak tangan) -berdasarkan pendapat yang paling kuat.
- Hijab itu sendiri pada dasarnya bukan perhiasan.
- Tebal dan tidak tipis atau trasparan.
- Longgar dan tidak sempit atau ketat.
- Tidak memakai wangi-wangian.
- Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.
- Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
- Tidak bermaksud memamerkannya kepada orang-orang.
Kesimpulannya adalah, seorang wanita apalagi muslimah sudah seharusnya mengenakan jilbab untuk menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan sesuai dengan ketentuan syar'iah. Bukan malah hanya menutupi kepala tanpa memperhatikan lekuk tubuhnya seakan akan sama sekali ia tidak mengenakan jilbab, atau mengikuti trend, iklan, musim dan sebagainya. Di tanah air ini yang mayoritas islam, sedikit yang dapat kita temukan orang orang yang menjalankan kewajiban sejalan dengan Al-qur'an dan Assunah, namun kita jangan pernah berenti untuk menasehati mereka agar kembali ke jalan yang benar, jalan yang senantiasa di ridhlai oleh Allah 'azza wajallah.
Sampean Muslim? Sampean berjilbab? Sudahkah jibab sampean mengikuti syar'i? atau sampean hanya ikut ikutan agar di bilang trendy?
oleh: redaksi dakwahkampus.com
JILBAB = Syar'I or Trendy…??? (1)
Kewajiban Berhijab
Allah berfirman : Artinya : ‘Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya (pakaian terusan/panjang) ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ [QS. al-Ahzab : 59].
Artinya: ‘Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung (khimar) kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, ….’ [QS. an-Nûr : 31].
Sudah menjadi konsekuensi bagi kita (muslimah) untuk memakai hijab/jilbab sebagaimana diperintahkan oleh Al-Qur'anul Karim juga sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW mau tidak mau harus mau, suka tidak suka ya harus suka. Nah, bagaimana dengan teman-teman kita yang memakai jilbab dan yang katanya sudah menutupi aurat, namun fakta membuktikan, masih kelihatan bentuk tubuhnya? apakah demikian bisa di bilang sudah menutup aurat? kita kaji firman Allah SAW serta hadist Rasulnya berikut.
Allah SWT berfirman (yang artinya): “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (QS. al-Ahzab: 59)
Rasulullah SAW bersabda: “Wanita itu aurat” maksudnya adalah bahwa ia harus menutupi tubuhnya.
Jelas, bahwa menutup aurat (bukan membungkus aurat) adalah 'wajib' bagi kaum wanita muslimah dan tidak ada alasan lagi untuk mengganti atau bahkan membantahnya. "Menutup" dalam kamus besar bahasa indonesia artinya menjadikan tidak terbuka (seperti mengatupkan, mengunci, merapatkan). Berarti yang sering terlihat oleh kita yakni mengenakan kerudung atau berjilbab, namun masih memperlihatkan bentuk tubuhnya, adalah diluar dari pengertian menutup itu sendiri dan masih diluar dari syar'i. Sebab ketika kita hanya menutup kepala kita namun tubuh kita masih terlihat bentuknya, kita tetap seperti tidak berjilbab dan tetap akan mendapat dosa.
Di samping itu, Rasulullah SAW juga bersabda: “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Dalam lingkungan pergaulan kita sehari hari misalnya, ada beberapa faktor yang membuat kita memakai jilbab namun tidak syar'i (ikut trend masa kini), ikut-ikutan serta hanya musiman. Sehingga dimanapun kita berada, terlihat wanita-wanita muslimah yang memakai jilbab tidak sepenuhnya menutupi aurat, malah sebagian tubuhnya dapat terlihat jelas. Apalagi jika memakai jilbab tapi masih bermaksiat kepada Allah SWT. Naudzubillahimindzaalik. Selain itu pula, banyak juga kaum hawa yang menolak berjilbab meski ia terlahir dalam keadaan muslim. Mengapa demikian?
Alasan Tidak Ingin Berjilbab.
1. Jilbab tidak menarik. Jawabnya seorang wanita muslimah harus sudi menerima kebenaran agama Islam, dan tidak mempermasalahkan senang atau tidak senang. Sebab rasa senangnya itu diukur dengan barometer hawa nafsu yang menguasai dirinya.
2. Takut durhaka kepada orang tuanya yang melarangnya berpakaian jilbab. Jawabnya adalah Rasulullah SAW telah mengatakan agar tidak mematuhi seorang makhluk dalam durhaka kepada-Nya.
3. Tidak bisa membeli pakaian yang banyak memerlukan kain. Jawabannya, orang yang mengatakan alasan seperti itu adalah karena (pertama) ia benar-benar sangat miskin sehingga tidak mampu membeli pakaian Islami. Atau (kedua) karena dia Cuma alasan saja, sebab ia lebih menyukai pakaian yang ‘bugil’ sehingga tampak lekuk tubuhnya atau paha mulusnya bisa kelihatan orang.
4. Karena merasa gerah dan panas. Jawabannya, wanita muslimah di Arab yang udaranya lebih panas saja mampu mengenakan pakaian Islami, mengapa di negeri lainnya tidak? Dan orang yang merasa gerah dan panas mengenakan pakaian Islami, mereka tidak menyadari tentang panasnya api neraka bagi orang yang membuka aurat. Syaitan telah menggelincirkan, sehingga mereka terasa bebas dari panasnya dunia, tetapi mengantarkannya kepada panas api neraka.
5. Takut tidak istiqamah. Mereka melihat contoh wanita muslimah yang kurang baik ‘Buat apa mengenakan jilbab sementara, Cuma pertama saja rajin, nanti juga dilepas’. Jawabannya adalah mereka mengambil sample (contoh) yang tidak cocok, bukan wanita yang ideal (yang istiqamah) menjalankannya. Ia mengatakan hanya untuk menyelamatkan dirinya. Dan ia tidak mau mengenakan jilbab karena takut tidak istiqamah. Kalau saja semua orang berfikir demikian, tentunya mereka akan meninggalkan agama secara keseluruhan. Orang tidak akan shalat sama sekali karena takut tidak istiqamah, begitu pula puasa dan ibadah lainnya.
6. Takut tidak laku, jadi selama ia belum menikah, maka ia tidak mengenakan jilbab. Jawabannya, adalah ucapan itu sebenarnya tidak sebenarnya. Justru berakibat buruk pada dirinya sendiri. Sesungguhnya pernikahan adalah nikmat dari Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki. Sebagian besar orang sudah meyakini bahwa jodoh di tangan Tuhan. Betapa banyak gadis yang berjilbab dan menutup aurat dalam berbusana tetapi lebih cepat mendapatkan jodoh dibandingkan mereka yang berpakaian seksi. Karena wanita yang menyukai pakaian seksi akan dijadikan permainan bagi laki-laki iseng. Gadis-gadis berpakaian seksi dipandang sebagai gadis murahan. Sesungguhnya suami-suami yang menyukai wanita-wanita yang berpakaian ‘berani’, setengah bugil atau beneran, membuka aurat dan bermaksiat kepada Allah adalah bukan tipe suami yang baik, yang shalih dan berjiwa besar. Ia tidak punya rasa cemburu sama sekali terhadap larangan-larangan Allah dan tidak dapat memberikan pertolongan kepada isterinya kelak. Jadi jika wanita yang menyukai pakaian seksi atau melepaskan jilbab dengan tujuan mendapatkan jodoh yang baik, maka hal itu sungguh merupakan suatu kebodohan.
7. Menampakkan anugerah tubuh yang indah atau ingin menghargai kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya. Jawabnya menghargai atau bersyukur itu dengan porsi yang benar. Bersyukur itu dengan menghargai perintah-Nya, yakni menjaga aurat, bukan dengan mengobralnya.
8. Belum mendapat hidayah, jilbab itu ibadah. Jika Allah memberi hidayah, pasti kami akan mengenakannya. Jawabnya, Allah menciptakan segala sesuatu itu ada sebab-sebabnya. Misalnya orang yang sakit jika ingin sembuh hendaknya menempuh sebab-sebab bagi kesembuhannya. Adapun sebab yang harus ditempuh adalah berikhtiar dan berobat. Sebab orang kenyang karena makan, dsb. Maka demikian pula orang yang ingin mendapatkan hidayah itu harus menempuh sebab-sebab datangnya hidayah yakni dengan mematuhi perintah-Nya mengenakan jilbab.
9. Belum waktunya. Sebagian ada yang berkata bahwa mengenakan jilbab itu harus tepat waktunya, misalnya karena masih anak-anak atau masih remaja. Ada yang akan mengenakannya jika sudah tua. Atau jika sudah menunaikan ibadah haji. Jawabnya adalah alasan mengulur-ulur waktu itu hanyalah sebagai sekedar dalil pembenaran saja. Itu sama artinya dengan orang yang menunda-nunda shalat, menunggu sampai ia berusia tua. Apakah kita tahu kapan kita akan meninggal dunia? Sedangkan mati itu tidak mengenal usia, tua maupun muda.
10. Tidak mau dianggap sebagai orang yang mengikuti golongan tertentu. Jawabannya, bahwa anggapan ini karena dangkalnya pemahaman terhadap Islam atau karena dibuat-buat untuk menutupi diri agar tidak dituduh melanggar syari’at. Sesungguhnya di dalam Islam itu hanya ada dua golongan, yaitu golongan Hizbullah, golongan yang senantiasa menaati perintah Allah dan golongan Hizbus Syaithan, yakni golongan yang melanggar perintah Allah. pendapat anda ? Dan kini kembali lagi kepada apa yang menjadi prinsip kita. Jilbab yang dimaksudkan adalah bukan hanya menutup tubuh kita, tapi juga hati. Karena ketika hati kita masih belum di hijab, syaitan mudah untuk keluar masuk dan menguasai hati kita. Jilbab bukan untuk dipamerkan, jilbab bukan suatu trend yang hanya dipakai sesuai musim melainkan ia adalah identitas seorang muslimah sejati. Untuk itu, dengan mempelajari hukum hukum berjilbab bagi seorang muslimah serta mempelajari pula bagaimana caranya bergaul 'ala' muslim adalah salah satu cara untuk memperkaya pengetahuan kita tentang pentingnya menutup aurat. to be continued...
oleh redaksi dakwahkampus.com
Allah berfirman : Artinya : ‘Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya (pakaian terusan/panjang) ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ [QS. al-Ahzab : 59].
Artinya: ‘Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung (khimar) kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, ….’ [QS. an-Nûr : 31].
Sudah menjadi konsekuensi bagi kita (muslimah) untuk memakai hijab/jilbab sebagaimana diperintahkan oleh Al-Qur'anul Karim juga sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW mau tidak mau harus mau, suka tidak suka ya harus suka. Nah, bagaimana dengan teman-teman kita yang memakai jilbab dan yang katanya sudah menutupi aurat, namun fakta membuktikan, masih kelihatan bentuk tubuhnya? apakah demikian bisa di bilang sudah menutup aurat? kita kaji firman Allah SAW serta hadist Rasulnya berikut.
Allah SWT berfirman (yang artinya): “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (QS. al-Ahzab: 59)
Rasulullah SAW bersabda: “Wanita itu aurat” maksudnya adalah bahwa ia harus menutupi tubuhnya.
Jelas, bahwa menutup aurat (bukan membungkus aurat) adalah 'wajib' bagi kaum wanita muslimah dan tidak ada alasan lagi untuk mengganti atau bahkan membantahnya. "Menutup" dalam kamus besar bahasa indonesia artinya menjadikan tidak terbuka (seperti mengatupkan, mengunci, merapatkan). Berarti yang sering terlihat oleh kita yakni mengenakan kerudung atau berjilbab, namun masih memperlihatkan bentuk tubuhnya, adalah diluar dari pengertian menutup itu sendiri dan masih diluar dari syar'i. Sebab ketika kita hanya menutup kepala kita namun tubuh kita masih terlihat bentuknya, kita tetap seperti tidak berjilbab dan tetap akan mendapat dosa.
Di samping itu, Rasulullah SAW juga bersabda: “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Dalam lingkungan pergaulan kita sehari hari misalnya, ada beberapa faktor yang membuat kita memakai jilbab namun tidak syar'i (ikut trend masa kini), ikut-ikutan serta hanya musiman. Sehingga dimanapun kita berada, terlihat wanita-wanita muslimah yang memakai jilbab tidak sepenuhnya menutupi aurat, malah sebagian tubuhnya dapat terlihat jelas. Apalagi jika memakai jilbab tapi masih bermaksiat kepada Allah SWT. Naudzubillahimindzaalik. Selain itu pula, banyak juga kaum hawa yang menolak berjilbab meski ia terlahir dalam keadaan muslim. Mengapa demikian?
Alasan Tidak Ingin Berjilbab.
1. Jilbab tidak menarik. Jawabnya seorang wanita muslimah harus sudi menerima kebenaran agama Islam, dan tidak mempermasalahkan senang atau tidak senang. Sebab rasa senangnya itu diukur dengan barometer hawa nafsu yang menguasai dirinya.
2. Takut durhaka kepada orang tuanya yang melarangnya berpakaian jilbab. Jawabnya adalah Rasulullah SAW telah mengatakan agar tidak mematuhi seorang makhluk dalam durhaka kepada-Nya.
3. Tidak bisa membeli pakaian yang banyak memerlukan kain. Jawabannya, orang yang mengatakan alasan seperti itu adalah karena (pertama) ia benar-benar sangat miskin sehingga tidak mampu membeli pakaian Islami. Atau (kedua) karena dia Cuma alasan saja, sebab ia lebih menyukai pakaian yang ‘bugil’ sehingga tampak lekuk tubuhnya atau paha mulusnya bisa kelihatan orang.
4. Karena merasa gerah dan panas. Jawabannya, wanita muslimah di Arab yang udaranya lebih panas saja mampu mengenakan pakaian Islami, mengapa di negeri lainnya tidak? Dan orang yang merasa gerah dan panas mengenakan pakaian Islami, mereka tidak menyadari tentang panasnya api neraka bagi orang yang membuka aurat. Syaitan telah menggelincirkan, sehingga mereka terasa bebas dari panasnya dunia, tetapi mengantarkannya kepada panas api neraka.
5. Takut tidak istiqamah. Mereka melihat contoh wanita muslimah yang kurang baik ‘Buat apa mengenakan jilbab sementara, Cuma pertama saja rajin, nanti juga dilepas’. Jawabannya adalah mereka mengambil sample (contoh) yang tidak cocok, bukan wanita yang ideal (yang istiqamah) menjalankannya. Ia mengatakan hanya untuk menyelamatkan dirinya. Dan ia tidak mau mengenakan jilbab karena takut tidak istiqamah. Kalau saja semua orang berfikir demikian, tentunya mereka akan meninggalkan agama secara keseluruhan. Orang tidak akan shalat sama sekali karena takut tidak istiqamah, begitu pula puasa dan ibadah lainnya.
6. Takut tidak laku, jadi selama ia belum menikah, maka ia tidak mengenakan jilbab. Jawabannya, adalah ucapan itu sebenarnya tidak sebenarnya. Justru berakibat buruk pada dirinya sendiri. Sesungguhnya pernikahan adalah nikmat dari Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki. Sebagian besar orang sudah meyakini bahwa jodoh di tangan Tuhan. Betapa banyak gadis yang berjilbab dan menutup aurat dalam berbusana tetapi lebih cepat mendapatkan jodoh dibandingkan mereka yang berpakaian seksi. Karena wanita yang menyukai pakaian seksi akan dijadikan permainan bagi laki-laki iseng. Gadis-gadis berpakaian seksi dipandang sebagai gadis murahan. Sesungguhnya suami-suami yang menyukai wanita-wanita yang berpakaian ‘berani’, setengah bugil atau beneran, membuka aurat dan bermaksiat kepada Allah adalah bukan tipe suami yang baik, yang shalih dan berjiwa besar. Ia tidak punya rasa cemburu sama sekali terhadap larangan-larangan Allah dan tidak dapat memberikan pertolongan kepada isterinya kelak. Jadi jika wanita yang menyukai pakaian seksi atau melepaskan jilbab dengan tujuan mendapatkan jodoh yang baik, maka hal itu sungguh merupakan suatu kebodohan.
7. Menampakkan anugerah tubuh yang indah atau ingin menghargai kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya. Jawabnya menghargai atau bersyukur itu dengan porsi yang benar. Bersyukur itu dengan menghargai perintah-Nya, yakni menjaga aurat, bukan dengan mengobralnya.
8. Belum mendapat hidayah, jilbab itu ibadah. Jika Allah memberi hidayah, pasti kami akan mengenakannya. Jawabnya, Allah menciptakan segala sesuatu itu ada sebab-sebabnya. Misalnya orang yang sakit jika ingin sembuh hendaknya menempuh sebab-sebab bagi kesembuhannya. Adapun sebab yang harus ditempuh adalah berikhtiar dan berobat. Sebab orang kenyang karena makan, dsb. Maka demikian pula orang yang ingin mendapatkan hidayah itu harus menempuh sebab-sebab datangnya hidayah yakni dengan mematuhi perintah-Nya mengenakan jilbab.
9. Belum waktunya. Sebagian ada yang berkata bahwa mengenakan jilbab itu harus tepat waktunya, misalnya karena masih anak-anak atau masih remaja. Ada yang akan mengenakannya jika sudah tua. Atau jika sudah menunaikan ibadah haji. Jawabnya adalah alasan mengulur-ulur waktu itu hanyalah sebagai sekedar dalil pembenaran saja. Itu sama artinya dengan orang yang menunda-nunda shalat, menunggu sampai ia berusia tua. Apakah kita tahu kapan kita akan meninggal dunia? Sedangkan mati itu tidak mengenal usia, tua maupun muda.
10. Tidak mau dianggap sebagai orang yang mengikuti golongan tertentu. Jawabannya, bahwa anggapan ini karena dangkalnya pemahaman terhadap Islam atau karena dibuat-buat untuk menutupi diri agar tidak dituduh melanggar syari’at. Sesungguhnya di dalam Islam itu hanya ada dua golongan, yaitu golongan Hizbullah, golongan yang senantiasa menaati perintah Allah dan golongan Hizbus Syaithan, yakni golongan yang melanggar perintah Allah. pendapat anda ? Dan kini kembali lagi kepada apa yang menjadi prinsip kita. Jilbab yang dimaksudkan adalah bukan hanya menutup tubuh kita, tapi juga hati. Karena ketika hati kita masih belum di hijab, syaitan mudah untuk keluar masuk dan menguasai hati kita. Jilbab bukan untuk dipamerkan, jilbab bukan suatu trend yang hanya dipakai sesuai musim melainkan ia adalah identitas seorang muslimah sejati. Untuk itu, dengan mempelajari hukum hukum berjilbab bagi seorang muslimah serta mempelajari pula bagaimana caranya bergaul 'ala' muslim adalah salah satu cara untuk memperkaya pengetahuan kita tentang pentingnya menutup aurat. to be continued...
oleh redaksi dakwahkampus.com
Jumat, 16 Maret 2012
^_^
Wallahu Ta'aala A'lam. . .
Aku lebih salut kepada lelaki yang aku sukai,namun dia begitu cuek padaku. . .
Aku sangat kagum kepada lelaki yang aku dambakan,namun dia begitu tidak mempedulikanku sama sekali. . . Aku teramat bangga kepada lelaki yang aku idamkan,namun tak sedikitpun dia mencoba merayuku. . .
Aku sayang banget kepada lelaki yang kucintai dalam DIAMku,dan ternyata diapun mencintaiku dalam DIAM tanpa mengeluarkan kata kata cintanya padaku. .
Sehingga suatu saat aku dan dia disatukan olehNYA dalam ikatan PERNIKAHAN.
Karena apa? tidak ada rasa TAKUT sedikitpun pada benakku dia diambil orang.karena keyakinanku padaNYA,jika dia adalah jodohku yang telah tertulis diLauhul MahfudzNYA untukku maka dia akan menjadi milikku juga dan jika kita mencintai Yang SATU,maka kita akan berSatu juga.tentunya atas Ridho dan IzinNya. . . ItuLah indahnya CINTA yang suci!
CINTA yang tidak ternodai sedikitpun sebelum ada keHALALan.
Subhaanallah. . . Keep Istiqomah+SemangKA! "Jika kita mencintai Allah,maka kita akan memiliki segalanya" [Filzah Aulia Mahabbah] Izinkan Aku Menikah Tanpa Pacaran
Aku lebih salut kepada lelaki yang aku sukai,namun dia begitu cuek padaku. . .
Aku sangat kagum kepada lelaki yang aku dambakan,namun dia begitu tidak mempedulikanku sama sekali. . . Aku teramat bangga kepada lelaki yang aku idamkan,namun tak sedikitpun dia mencoba merayuku. . .
Aku sayang banget kepada lelaki yang kucintai dalam DIAMku,dan ternyata diapun mencintaiku dalam DIAM tanpa mengeluarkan kata kata cintanya padaku. .
Sehingga suatu saat aku dan dia disatukan olehNYA dalam ikatan PERNIKAHAN.
Karena apa? tidak ada rasa TAKUT sedikitpun pada benakku dia diambil orang.karena keyakinanku padaNYA,jika dia adalah jodohku yang telah tertulis diLauhul MahfudzNYA untukku maka dia akan menjadi milikku juga dan jika kita mencintai Yang SATU,maka kita akan berSatu juga.tentunya atas Ridho dan IzinNya. . . ItuLah indahnya CINTA yang suci!
CINTA yang tidak ternodai sedikitpun sebelum ada keHALALan.
Subhaanallah. . . Keep Istiqomah+SemangKA! "Jika kita mencintai Allah,maka kita akan memiliki segalanya" [Filzah Aulia Mahabbah] Izinkan Aku Menikah Tanpa Pacaran
Langganan:
Postingan (Atom)